Perdana Menteri Inggris Pilih Muslimah Pertama dalam Kabinet


Perdana Menteri Inggris yang baru, David Cameron, memasukkan muslimah pertama dalam kabinetnya. Baroness Sayeeda Warsi, 39 tahun, ditunjuk Cameron untuk memimpin Partai Konservatif dan memegang kursi menteri tanpa portofolio.

Sejak 2007 Warsi duduk dalam kabinet bayangan Cameron. Ahli hukum lulusan Leeds University itu menjadi Menteri Bayangan bagi Urusan Keutuhan Masyarakat. Ia juga menjadi wakil ketua partai itu.

Peran ketua Partai Konservatif bertanggung jawab menjalankan mesin partai, mengawasi Kantor Sentral Konservatif dan biasanya menjadi anggota kabinet ketika partai tersebut menang pemilu. Partai Konservatif meraih kursi terbanyak dengan 306 kursi, Partai Buruh di tempat kedua dengan 258 kursi dan Partai Liberal Demokrat 57 kursi. Partai Konservatif pimpinan Cameron berkoalisi dengan Partai Liberal Demokrat pimpinan Nick Clegg membentuk pemerintahan.

Warsi adalah pengumpul derma yang handal bagi Partai Konservatif. Ia pula yang membawa Cameron masuk ke komunitas muslim Inggris dan mendatangi beberapa masjid. Cameron meraih suara tertinggi dalam komunitas ini.

Pada 2005, wanita keturunan Pakistan ini gagal mendapatkan kursi parlemen di Dewsbury, Inggris utara, setelah ia dikalahkan oleh Shahid Malik --yang mencalonkan diri dari Partai Buruh dan belakangan diangkat menjadi menteri kehakiman sebelum kalah dalam pemilihan umum pekan lalu.

Warsi dilahirkan di Dewsbury dari orang-tua asal Pakistan. Setelah lulus dari Leeds University dan melanjutkan ke York College of Law, ia bekerja di Kantor Layanan Hukum serta Departemen Imigrasi Urusan Dalam Negeri di Inggris.

Ia aktif dalam dunia politik setelah berperan penting dalam peluncuran Operation Black Vote di West Yorkshire pada 1996 dan menjadi anggota legislatif dalam Pemilihan Umum 2005.

Setelah memenuhi syarat sebagai Jaksa, Warsi bekerja untuk John Whitfield, anggota parlemen Partai Konservatif untuk Dewsbury dan di Whitfield Hallam Goodall Solicitors. Warsi kemudian mendirikan kantor pengacara sendiri, George Warsi Solicitors, di Dewsbury.

Ia selalu memiliki minat dalam isu-isu keadilan rasial. Ia menjadi pembicara untuk isu-isu beragam seperti perkawinan paksa, kondisi penjara, hingga isu-isu jaringan bisnis nasional. Warsi telah bekerja di luar negeri pada sebuah proyek penelitian tentang pernikahan paksa untuk Departemen Hukum di Pakistan dan untuk amal pemberdayaan perempuan, Yayasan Savayra.

Saat kampanye pemilu beberapa waktu lalu, dia sempat berpolemik dengan sesama anggota parlemen berlatar belakang Islam. Dia menuding para calon anggota parlemen dari kalangan muslim saat ini sangat miskin prinsip dan bekal moral yang dangkal. "Saya rindu tokoh muslim yang cerdas," ujarnya.

sumber:tempointeraktif Kamis, 13 Mei 2010

0 komentar:

Posting Komentar

Universitas Gunadarma

Universitas Gunadarma
Link ke Univ. Gunadarma

About this blog